Gelar Seni Lampung Selatan: Budaya Mewah Merah Merona

By Mur - November 26, 2018



Jumpa bahagia di zona Mur.

Kali ini, saya akan membahas pengalaman saya pada saat berkunjung di pagelaran seni dan budaya Kabupaten Lampung Selatan di Anjungan Lampung TMII (Taman Mini Indonesia Indah), Jakarta. Pagelaran ini diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Selatan bekerjasama dengan UPTD Balai Pengelolaan Anjungan Lampung TMII. Penampilan yang dibawakan merupakan aneka tarian, musik dan lagu pop khas daerah Lampung. 

Pada saat saya masuk ke dalam anjungan, terlihat beberapa panitia yang memakai seragam batik khas Lampung telah siap untuk menerima tamu di meja registrasi. Setelah saya dan ibu saya meregistrasikan diri, panitia memberikan kotak kudapan yang berisikan kue risoles, lemper ayam dan kue sus serta segelas air mineral. Setelah itu, saya bergegas mencari tempat duduk yang masih kosong. Beruntung, pertunjukkan belum dimulai. 

Sembari menunggu, ternyata panitia juga menyediakan kopi dan teh hangat ditemani dengan kue lapis yang dapat diambil sendiri. Karena saya tidak bisa minum kopi, akhirnya saya hanya bisa mendengarkan testimoni dari ibu saya, bahwa kopinya sangat lezat. Kopi yang disuguhkan merupakan kopi khas Lampung, dengan rasa yang cukup pekat dan gurih. Sayang, saya tidak mengambil gambar dari kopi tersebut.

Lalu pembawa acara memasuki panggung. Dengan mempersilakan beberapa sambutan dari pejabat penting, saya mendengarkan sembari menikmati kotak kudapan yang diberikan tadi. 

Setelah sambutan selesai, acara dilanjutkan dengan penampilan Tari Gajah khas Lampung. Terlihat beberapa anak manis yang mengenakan mahkota gajah sebagai perhiasan kostum mereka. Lalu mereka menari dengan beberapa gerakan yang mengikuti gerakan anak gajah yang menggemaskan.



Foto: Tari Gajah khas Lampung

Setelah usai, para penari cilik berkostum gajah merah jambu memberikan hormat dan meninggalkan panggung. Penonton yang sudah mulai memenuhi tempat duduk cukup antusias dengan penampilan yang diberikan dengan memberikan tepuk tangan. Penampilan dilanjutkan dengan pertunjukan musik Cetik dari Kabupaten Pringsewu.

 Foto: Penampilan Grup Musik Folk-Pop Cetik

Saya sangat kagum dengan perpaduan musik yang disuguhkan oleh Grup Cetik ini. Alunan lembut bambu yang menghadirkan nada folk dipadukan dengan tren pop dan semi progresif indie. Kalau dari pendengaran saya yang awam, penampilannya sangat esentrik, seperti penampilan Barasuara. 

Hal yang membuat saya tak habis pikir lainnya adalah personelnya. Biasanya, pemain alat musik ini adalah kaum pria, namun tidak pada penampilan kali ini yang didominasi oleh kaum hawa. Selain itu, latar belakang mereka ternyata adalah istri dari pejabat-pejabat Dinas Pariwisata Lampung Selatan. Saya rasa grup ini dapat mencapai popularitasnya, bila disosialisasikan dengan baik. 

 Foto: Tari Zapin Lampung

Penampilan terakhir yang saya sempat nikmati adalah tari Zapin khas Lampung. Tarian ini sangat unik, dimana susunan formasinya sangat diperhatikan. Busananya yang sangat esentrik menambah keindahan perpaduan tarian dan alunan nada yang diberikan.

Sangat disayangkan, saya tidak dapat melanjutkan untuk menonton pagelaran seni ini hingga usai dikarenakan alasan personal. Hal ini yang membuat sedikit menyesal dan memicu saya untuk lebih mendalami kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Bila ada  rekomendasi tempat pagelaran seni di Jakarta dan sekitarnya, mohon infokan ke saya, ya!

Terima kasih sudah berkunjung di zona Mur.


-Murenzonio-

  • Share:

You Might Also Like

2 comments

Thank you for visiting my blog! Your comment would definitely help this site to get better :) To make things easier, please consider:
1. Every comment that contains spam, bot, racism, hate speech, and advertisement will be deleted.
2. Active link will be deleted. As suggestion, use your Google/Blogger account and I will visit your web page back.