Tes Kepribadian: Mengenali atau Melabelkan Diri?

By Mur - January 23, 2019


Jumpa bahagia di zona Mur.

Beberapa waktu yang lalu saya berdiskusi dengan sahabat yang kebetulan memiliki latar belakang pendidikan psikologi, sedikit banyak membahas validitas tes-tes psikologi yang bertebaran di internet. Sebagai awam, saya hanya menyimak dan mencerna pemaparannya; mengapa tes seperti itu tidak lagi dipandang valid, terutama di beberapa negara maju.

Sebenarnya perhatian saya terhadap beberapa tes seperti ini mulai muncul pada saat kuliah. Berawal dari aktivitas orientasi kampus, saya menjadi sukarelawan untuk turut serta menjadi mentor mahasiswa baru. Tes kepribadian menjadi salah satu materi orientasi kampus yang tidak hanya berorientasi kepada 'kampus' saja, namun mengenali kepribadian, potensi dan minat mahasiswa sehingga dapat menyesuaikan aktivitas yang akan mereka ambil nantinya. Tes kepribadian tersebut adalah Myers-Birggs Type Indicator (MBTI). Pada saat mencoba tes MBTI, awalnya saya tidak mengerti maksud maupun konsep yang dijelaskan dalam deskripsi hasil tes tersebut. Namun setelah beberapa kali membaca (dan mempelajarinya secara seksama), perlahan saya mulai memahami maksudnya.


- Apa itu MBTI? -

Myers-Birggs Type Indicator (MBTI) adalah psikotes yang dirancang untuk mengukur preferensi psikologis seseorang dalam melihat dunia dan membuat keputusan. MBTI dikembangkan oleh Isabel Briggs Myers sejak 1940. Psikotes ini dirancang untuk mengukur kecerdasan individu, bakat, dan tipe kepribadian seseorang.[1] MBTI didasarkan dari teori tipologi yang diusulkan oleh Carl Gustav Jung dalam bukunya berjudul "Psychological Type" yang diterbitkan pada tahun 1921.[2] Dalam bukunya, Carl Jung berteori bahwa ada empat fungsi psikologis utama yang digunakan manusia dalam menjalani kehidupan, yaitu: sensasi (sensation), intuisi (intuition), perasaan (feeling), dan pemikiran (thinking).[3]

Dalam MBTI, ada 4 dimensi kecenderungan sifat dasar manusia, yaitu:
  • Dimensi dalam pemusatan perhatian: Introvert (I) vs. Ekstrovert (E)
  • Dimensi dalam memahami informasi dari luar: Sensing (S) vs. Intuition (N)
  • Dimensi dalam menarik kesimpulan dan keputusan: Thinking (T) vs. Feeling (F)
  • Dimensi dalam pola hidup: Judging (J) vs. Perceiving (P)
Berdasarkan dimensi dasar di atas, dihasilkan 16 tipe kepribadian manusia yang merupakan kombinasi dari 4 dimensi dasar tersebut. Kombinasi kepribadian MBTI ini adalah sebagai berikut.


Foto: 16 Tipe Kepribadian MBTI oleh Murenzonio

Untuk mengetahui apakah kita salah satu di antara 16 tipe kepribadian di atas, kita harus mengisi beberapa rangkaian pertanyaan (umumnya 60 sampai 75 pertanyaan) dengan jujur dan memberikan jawaban sesuai dengan apa adanya kita sehari-hari. Ada beragam tes kepribadian yang menggunakan MBTI sebagai dasar indikatornya dan dapat dicoba melalui internet secara gratis, namun setelah saya coba, beberapa di antaranya tidak lagi menggunakan teori murni MBTI. Beberapa telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga hasilnya terlihat 'lebih mendekati' dengan orang yang mengambil tes tersebut. Berikut merupakan tes MBTI secara online dan gratis yang telah saya coba.

1. 16 Personalities

Tes ini berbasis bahasa Inggris, namun tersedia dalam beberapa bahasa yang salah satu di antaranya adalah bahasa Indonesia. Sebenarnya tes kepribadian ini telah dikembangkan dari teori Carl Jung dan ditambahkan satu indikator, yaitu Strategi. Lapisan strategi ini menunjukkan cara kita untuk melaksanakan sesuatu dan bagaimana kita mendapatkan tujuan kita; sehingga hasil tes kepribadiannya tidak lagi berupa 4 huruf, melainkan 5 huruf (penambahan komponen -T untuk Turbulent dan -A untuk Assertive di belakangnya). Deskripsi yang dijelaskan sangat lengkap, mulai dari kehidupan pribadi, bagaimana kita di tempat kerja, persahabatan, hingga percintaan. Selain itu, dalam tes ini akan ditampilkan tokoh-tokoh terkenal yang memiliki kepribadian yang serupa seperti kita, ditunjang dengan ilustrasi gambar yang menarik.

Take the test!
Bahasa Indonesia | English

2. My Personality Type

Menurut klaim dari tes ini, waktu yang dibutuhkan hanya 10 menit untuk menyelesaikan tes kepribadian ini. Klaim lainnya adalah tes ini dapat menggambarkan kekuatan dan kehidupan kita secara profesional, bahkan kehidupan percintaan. Tes kepribadian ini menggunakan jawaban kecenderungan setuju atau tidaknya kita terhadap dua pernyataan yang kontradiktif.  Selain itu, tes ini tidak hanya menyediakan satu jenis tes kepribadian, yaitu ada tes Big5, Locus of Control, Empathizing & Systematizing dan True Colors. Cukup menghibur karena indikator yang disediakan lumayan beragam.

Take the test!
English

3. Truity


Tes kepribadian ini memiliki banyak jenis, namun yang berhubungan dengan MBTI adalah tes kepribadian TypeFinder. Mereka mengklaim bahwa tes ini meupakan edisi yang diperbarui dan diperluas dari penilaian tes kepribadian lainnya. Berdasarkan penelitian asli pada nuansa tipe kepribadian, TypeFinder mengungkapkan tidak hanya kode tipe kepribadian yang berjumlah 4 huruf, tetapi juga bagaimana profil kepribadian secara personal bagi si pengambil tes. Seperti tes-tes di atas, Truity memiliki 60 pertanyaan dan kita harus memilih kecenderungan dalam suatu pernyataan. Apabila mengambil tes basic, tidak dikenakan biaya. Namun bila ingin melihat laporannya secara lengkap, kita diharuskan membayar sebesar $29.

Take the test!
English

4. Tes MBTI Online Anthony Kusuma

Tes kepribadian berbahasa Indonesia yang pertama kali saya coba, Tes MBTI versi Anthony Kusuma boleh juga dicoba. Tidak menggunakan bahasa yang rumit, membuat pertanyaan yang diberikan mudah dimengerti. Hasilnya pun sama, namun dalam dasar skoringnya tampak belum memerhatikan fungsi kognitif. Namun web ini bisa jadi alternatif lain untuk mencoba tes kepribadian yang sederhana. Selain itu, tidak seperti pertanyaan pada 16 Personalities dan My Personality Type, tes ini hanya menyediakan dua opsi yang kita pilih dari dua pertanyaan yang kontradiktif.

Take the test!
Bahasa Indonesia

5. Keys2cognition

Apabila sudah mengetahui tipe MBTI kita, dan ingin 'memvalidasi'-nya, tes ini dapat dijadikan referensi. Tes ini hanya disajikan dalam bahasa Inggris, namun penjelasannya sangat baik dalam merepresentasikan apa itu MBTI. Dalam tes ini, kita akan mengetahui fungsi kognitif kita dan teorinya cukup selaras dengan Carl Jung. Tes ini menemukan proses kognitif apa yang kita gunakan dengan baik, sebagai lawan dari perilaku dan nilai yang kita ambil. Beberapa proses kognitif mungkin berada di luar kesadaran atau pengalaman kita, sehingga kita harus betul-betul memperhatikan maksud dari butir kalimat. Di sini kita akan mendapatkan profil pengembangan kognitif dan tipe kepribadian MBTI yang paling cocok, temperamen yang paling cocok, dan deskripsi dari proses kognitif yang kemungkinan kita sukai. Kita juga akan menerima saran untuk eksplorasi lebih lanjut mengenai kepribadian kita.

Take the test!
English

-Lalu, Apakah Tes Seperti Ini Valid?-

Pengalaman yang saya dapat ketika pertama kali mencoba tes ini adalah hasil kepribadiannya selalu sama. Setelah mencoba berkali-kali di web yang berbeda, hasilnya juga tetap sama. Awalnya deskripsi yang dijelaskan entah mengapa terasa sangat sesuai seperti apa yang saya rasakan tentang diri saya, sehingga membuat saya yakin bahwa sebenarnya kepribadian saya merupakan apa yang telah dijelaskan dalam deskripsi tes itu.


Namun lambat laun, melihat beberapa diskusi di Quora mengenai personality type seperti ini, muncul tren 'stereotipe' yang entah mengapa seperti memberikan 'label' tersendiri. IxxP itu orangnya seperti ini, ExxJ itu tipikalnya seperti itu. Dan ketika saling berdiskusi, saya kembali memikirkan "apakah memang benar saya seperti ini?", "kok sepertinya saya tidak begitu-begitu amat ya", "eh saya masih punya perasaan kok" dan kalimat-kalimat pertentangan lainnya yang berputar di pikiran.


Saya mencoba mempelajarinya, lalu menemukan satu hal yang pasti: beberapa orang mungkin saja memiliki MBTI yang sama, namun sifatnya bisa saja berbeda. MBTI tidak menentukan bagaimana sifat orang yang sesungguhnya, tapi menjelaskan bagaimana orang tersebut menerima, menyerap, menyimpan dan menyampaikan informasi serta menentukan keputusan yang akan mereka ambil. Jadi mereka tidak menjelaskan kepribadian seseorang secara spesifik, seperti bagaimana orang tersebut tidur, makan, mandi, dan lain sebagainya. Namun hal ini mempengaruhi bagaimana kecenderungan seseorang dalam mengambil keputusan; apakah mengandalkan kata hati atau pikiran. Atau bagaimana seseorang menghabiskan waktu luangnya untuk mengembangkan diri, secara sendiri atau bersama teman-temannya.

MBTI tidak berdiri sendiri; setiap huruf yang mendeskripsikan kepribadian seseorang ternyata dipengaruhi fungsi kognitif. Jika kita sudah mencoba beberapa tes di atas, kemungkinan kita akan bingung mengapa hasil tes kita bisa saja berubah-ubah. Menurut Heidi Priebe[4], kemungkinan hal ini dapat terjadi adalah sebagai berikut.
  1. Pertanyaannya terlalu teoretis dan tidak jelas.
  2. Faktor bias diri (yaitu, melihat diri sendiri seperti apa yang kita inginkan daripada apa adanya) sangat memengaruhi hasil. Hal ini juga berlaku untuk tes kepribadian diri apa pun.
  3. Sebagian besar tes MBTI gratis menggunakan dikotomi huruf (memberitahu kita bahwa kita seorang I atau E, F atau T, dll.) daripada menggunakan teori yang mendasari tipe psikologi - kognitif fungsi.
Sebenarnya penjelasan lebih kompleks mengenai fungsi kognitif MBTI telah dijabarkan oleh Heidi Priebe[4], namun pada intinya melalui fungsi kognitif kita dapat mengetahui bahwa kepribadian seseorang tidak mudah berganti, hanya saja kepribadian mereka lebih berkembang dalam suatu kecenderungan tertentu. MBTI tidaklah bersifat mutlak; hanya sebagai media dalam mendeskripsikan preferensi individu yang mengambil tes tersebut. Jawabannya pun dapat dimanipulasi dengan mudah, karena pengisian tesnya dilakukan secara individu dan bersifat subjektif. Kepribadian seseorang merupakan suatu hal yang sangat kompleks dan terus berubah seiring dengan bagaimana orang itu menghadapi situasi, pengalaman, pengambilan keputusan besar dalam hidupnya, dan lain sebagainya. Alat seperti ini tidak semerta-merta menentukan siapa kita; karena kita adalah kita.

Bagaimana menurut kalian? 

Terima kasih sudah berkunjung di zona Mur!



-Murenzonio-

Referensi:
[1] Myers Briggs Foundation. "MBTI Basics". Diakses pada 23 Januari 2019.
[2] Pusat Kepribadian & Psikologi Indonesia. "Tes Kepribadian MBTI". Diakses pada 23 Januari 2019.
[3] Carl Gustav Jung (1971). "Collected Works of C.G Jung". 6. Princeton University Press.
[4] Priebe, Heidi. (2015). "If You’re Confused About Your Myers-Briggs Personality Type, Read This: An Intro To Cognitive Functions". Diakses 
pada 23 Januari 2019.

  • Share:

You Might Also Like

44 comments

  1. hehehe banyak juga ya :D

    Psikologi adalah salah satu bidang yang saya sukai selain sejarah
    Dan setuju banget, test-test online itu sebenarnya kurang valid menurut saya, dan alasan nomer 2 paling mendasar tuh.
    Kadang kita sulit jujur mengenal diri kita, bukan apa yang sebenarnya tapi apa yang kita inginkan :D

    Btw saya sebenarnya kepo dengan Stiffin yang punya nya mba Meuthia Rizky, pengen ikutan, tapi selalu full di mana-mana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya tes-tes di atas sama-sama MBTI. Tapi bisa dikatakan banyak juga ragam lainnya sih... ada Enneagram, Big5, True Colors, dan sebagainya. Tapi intinya mah itu hanya untuk hiburan dan untuk motivasi semata, jangan sampai dibawa serius dan justru mempengaruhi karakter kita menjadi ke arah negatif. Dan ya, self-assessment seperti ini mudah dimanipulasi.. kadang ada aja orang yang menganggap dirinya 'A', tapi sebenarnya dia itu 'B' kan.

      Stiffin itu tes yang pakai sidik jari ya? Saya belum pernah coba. Katanya teorinya buatan orang Indonesia?

      Delete
    2. Iya juga sih, kadang orang melihat hasilnya langsung melabeli dirinya sendiri dengan itu, percaya banget ama hasilnya, sehingga akhirnya aslinya gak gitu, ya jadi gitu wakakkaak

      Saya lupa sih, kalau ga salah bukan orang Indonesia deh, atau iya ya.
      Itu mba Meutia dulunya leader Oriflame, sekarang udah lebih santai dan menekuni usaha stiffin.

      Banyak banget sih leader Oriflame yang ikutan mempromosikan, jadinya lebih terkenal hahaha

      Iya dia pakai sidik jari, plus ada test lainnya gitu sih, kepo saya hahaha

      Delete
    3. Mbaknya plin plan, bilang suka psikologi tapi ngejudge hasil.

      Psikologi itu ilmu, hasil test ya sesuai dengan apa kita jawab.

      Hak seseorang untuk melabeli dirinya apa, kenapa anda yang lebih tau?

      Delete
  2. kadang nyobain tes tes personality kaya gini (dan udah tau jawabannya karena udah kenal diri sendiri luar dalam) tapi tetep aja penasaran. bener banget yang ngga enak itu orang orang yang "melabeli" diri mereka sendiri dengan hasil personality testnya kayak "gue ga cocok sama lo, gue entfj" dan sebagainya. nice article!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sampai saat ini pun saya juga masih penasaran, sampai iseng coba beragam tes kepribadian semacam ini karena hanya pengen tahu bagaimana hasilnya dan bagaimana pengaruhnya dalam kehidupan saya. Positifnya, lebih memotivasi untuk memperbaiki diri dan keluar dari comfort zone. Namun negatifnya, tes seperti ini banyak disalahgunakan untuk melabelkan hingga menjustifikasi karakter orang lain.

      Nah maka dari itu, saya sempat ke'trigger' ketika ada yang bilang "IxxP itu pembawaannya logic banget, tapi kalau urusan mengekspresikan perasaannya mereka nol banget" lah sepertinya mah tidak bisa diseragamkan begitu ya. Setiap orang kan memiliki pembawaan masing-masing, sedangkan MBTI ini kan hanya sebagai alat yang niatnya untuk mengenal diri dan mengasah potensi, bukan melabelkan orang lain.

      Terima kasih sudah berkunjung :)

      Delete
  3. Terima kasih, senang sudah dikunjungi. Salam kenal ya :)

    ReplyDelete
  4. Mbaca ini sambil ngangguk-ngangguk hihi.

    ReplyDelete
  5. Setuju mbak, tes seperti ini kadang hasilnya disimpulkan sebagai sifat keseluruhan dari seseorang. Dan juga ada suggestion pekerjaan yang sesuai dengan tipe tertentu, ya memang sarannya menarik sih, tapi saya sudah terlanjur bekerja di pekerjaan yang disarankan buat tipe lain, dan oke oke saja sejauh ini. Tes kepribadian buat gambaran secara umum dan juga seperti penjelasan mbak, bukan untuk agar merasa sudah mengenal seseorang :D

    https://lailinstar.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener... dan yang ngga habis pikir, ada beberapa perusahaan yang memakai indikator MBTI (atau hanya menanyakan apakah dia introvert atau extrovert) dalam merekrut karyawannya. Malah jadi menutup potensi yang dimiliki karyawan hanya karena tahu kepribadiannya, bukan riwayat kinerjanya atau kesungguhannya

      Delete
  6. Wah ini menarik ya. Jadi keinget orang-orang yang suka melabeli dirinya sendiri dengan zodiac tertentu, kayak misalnya "dia virgo banget" atau lainnya. Setujuu sih soal hasil test yang sama nggak berarti sifat seseorang pun sama. Hasil tes MBTI aku dengan seorang sahabat sama persis, namun sifat kami di dunia nyata tuh cukup beda jauh. Padahal ya sama persis lho. Jadi tes seperti ini sebenarnya cukup untuk pengetahuan diri sendiri aja sih, bukan untuk alat ukur seberapa jauh kita kenal seseorang atau gimana. Karena test ini sebagian kecil dari diri kita nggak, sih?

    Makasih banyak mba untuk sharing ini (:

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena kesan 'melabelkan'nya ini. MBTI sering disamakan dengan zodiak ya... Padahal beda. Setidaknya MBTI masih lebih masuk akal karena inputnya berdasarkan dari diri sendiri. Betul banget, akan sangat disayangkan kalau alat ini justru digunakan untuk melabelkan orang lain. Cukup untuk pengetahuan diri sendiri aja ;)

      Terima kasih sudah berkunjung ya Mba, semoga bermanfaat.

      Delete
  7. Aku pernah mencoba melakukan beberapa aplikasi test psikologi online karena penasaran pengin mencocokkan hasilnya dari kesemua aplikasinya, uniknya satu sama lain hasilnya mendekati kesamaan penilaian.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau jawabannya jujur, pasti serupa jawabannya Kang. Berarti karakter 'menurut kita' memang seperti itu. Tapi saya pernah diskusi sama dosen sosiologi, sebenarnya sifat kita itu tidak dapat dilihat hanya dari kita sendiri. Ada beberapa indikator lain (seperti penilaian orang lain, faktor keadaan, dan faktor tak terduga) yang bisa saja merubah karakter orang tersebut.

      Delete
    2. Jadi bisa dikatakan, seiring waktu dengan bertambahnya usia seseorang juga bisa ikut mengubah kepribadian dan minat juga ya, kak Mur.

      Penasaran deh kak pengin mendengar langsung penilaian orang tentang aku itu gimana karakternya :)

      Delete
    3. Ada yang bisa berubah, ada juga yang stabil. Tergantung bagaimana orang tersebut menjalani kehidupan, mau berubah atau mau gitu-gitu aja hidupnya :D

      Sebenarnya ada teori lain yang mungkin saja bisa digunakan bagaimana kita sebenarnya, namanya Johari window. Cuma menurut orang kebanyakan teori ini tidak ada bedanya dengan MBTI dan hanya ditambahkan dengan pandangan orang lain saja.

      Delete
  8. Ini kantorku spertinya pernah mbak ikut pelatihan ini,
    nanti bisa ketauan passion dan cocoknya di posisi apa,
    kemarin aku test trus sama masnya dijelasin aku orangnya seperti apa, dan bener semua.
    Takjub akutu hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaaa saya juga awalnya takjub. Tapi kalau dijadikan patokan, sebaiknya perlu dipertimbangkan lagi. Karena sifat manusia kan bisa berubah-ubah... Makanya kalau sekarang hanya saya jadikan motivasi dan gambaran saja :)

      Delete
  9. Thank you! Your blog is pretty, same as the owner :)
    Sure, let's follow each other!

    ReplyDelete
  10. belum pernah si tes kepribadian seperti ini, coba deh nanti satu :D, karna kadang pengen tau hasilnya kira-kira sama gak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat mencoba! Dan semoga tidak sampai mempengaruhi kita untuk melabelkan diri sendiri maupun orang lain ya :)

      Delete
  11. saya juga pernah tes MBTI online, tapi lupa hasilnya apa yaa? hehe..
    jadi pengen nyoba lagi MBTI online nya si anthony kusuma ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh, bisa saja sudah berubah lagi Mba.
      Hehehe, selamat mencoba! :)

      Delete
  12. waaah iya ya, saya baru nyadar kalo tes kepribadian online biasnya besar ya.
    Tapi tetep aja suka ikutan tes online MBTI karena ngerasa hasilnya sesuai sama diri sendiri hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sampai saat ini saya juga sering pakai kok, hanya sekedar cek apa sudah ada kemajuan atau belum... dan hiburan, senang aja merasa ada yang mengerti hehe. Kalau merasa nyaman dengan hasilnya, sah saja kok. Asal tidak menimbulkan dampak negatif terhadap diri sendiri dan orang lain :D

      Delete
  13. Wah informasi baru nih hehe. Aku biasanya juga coba-coba test kepribadian gitu tapi dalam bentuk aplikasi itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah dalam aplikasi apa kalau boleh tau? Biar bisa saling share :)

      Delete
  14. Aku suka tes kepribadian buat bikin karakter. suka pusing pas baca grup INFJ [aku INFJ, A, Melankolis-sanguinis, etc etc]. Mereka trll serius dan merasa ga bs berubah hanya krn mereka INFJ. ya kali sekian milyar penduduk dunia cm dibaagi 16 biji. wehehehehe
    Btw sayang ga bs post pake Name dan URL. aku ga punya blogspot

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener bangeet, ini yang saya rasakan pas masuk ke forum kepribadian gitu. Karena jadi mepetak-petakjkan karakter orang yang membuat saya berpikir "Seharusnya alat ini tidak dipergunakan seperti ini" uhuhuhu

      Ah iya, mohon maaf sebelumnya. Karena saya meminimalisir komentar spam dari anonim, maka saya non aktifkan menu tersebut. Terima kasih sudah berkunjung :)

      Delete
  15. langsung otw ke sana deh, pengen coba ngetes kepribadian hahaha bikin penasaran

    ReplyDelete
  16. Wahhh salah satunya itu ada yang masuk di test psikologiku kemarin, waktu daftar kerjaan.. Ternyata gak jauh beda juga ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ternyata masih banyak digunakan perusahaan ya...

      Delete
  17. langsung aku coba yang test indonesia, pernah cobah test english dan jawabnya ngasal karena panjang-panjang terus males memahami hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat mencoba, yang bahasa Indonesia memang lebih mudah dipahami :)

      Delete
  18. wah abis isi komentar ini mau cobain juga hahahha. yg aku tau kalo orang makin tau makin belajar dari pengalaman, ga mau jadi orang yg sama kayak dulu lagi heheheh


    Would you like to follow each other? If the answer is yes, please follow me on my blog & I'll follow you back.

    http://www.okcheori.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali, tapi ada juga loh orang yang nyaman sama karakternya. Masing-masing orang memang berbeda sih dalam menyerap informasi dan pengalamannya hehe

      Sure! I have followed your blog. If you want to follow me back, I'll be happy! :)

      Delete
  19. Thank you for taking and mentioning my website, https://mbti.anthonykusuma.com! :)

    ReplyDelete

Thank you for visiting my blog! Your comment would definitely help this site to get better :) To make things easier, please consider:
1. Every comment that contains spam, bot, racism, hate speech, and advertisement will be deleted.
2. Active link will be deleted. As suggestion, use your Google/Blogger account and I will visit your web page back.